PENERAPAN ASAS DOMINUS LITIS JAKSA DALAM PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA (Studi Putusan Nomor: 395/Pid.Sus/2021/PN.Blt)

Isu penyalahgunaan narkotika telah menjadi salah satu kasus yang paling
sering terjadi di Indonesia. Dalam penegakanya, aparat penegak hukum seringkali
menjatuhi hukuman yang seharusnya bisa lebih memberikan keadilan bagi
penyalahguna narkotika. Melalui pendekatan restorative sebagai penerapan asas
dominus litis jaksa dalam menyelesaikan perkara penyalahgunaan narkotika, pelaku
atau korban penyalahgunaan narkotika bisa mendapat hukuman wajib rehabilitasi
untuk menyembuhkan tubuh dari ketergantungan terhadap narkotika. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengidentifikasi apakah pada Putusan Nomor
395/Pid.Sus/2021/PN.Blt. terdakwa sudah memenuhi syarat untuk dilakukan
rehabilitasi berdasarkan asas dominus litis dan apa yang menjadi kendala dalam
penerapan rehabilitasi kepada terdakwa.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum
empiris. Penelitian yang mengandalkan observasi dan analisis data yang dikumpulkan
dalam setting dunia nyata. Selain itu, penelitian empiris merupakan teknik studi
hukum yang berfungsi untuk mengamati hukum dalam arti praktis dan menyelidiki
bagaimana hukum di jalankan di dalam masyarakat. Penelitian empiris sering kali
viii
melibatkan metode kualitatif, seperti wawancara, dan observasi langsung, untuk
mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang fenomena hukum. Dengan
pendekatan ini, peneliti dapat mengidentifikasi pola, hubungan, dan dampak dari
penerapan hukum dalam konteks nyata, serta mengevaluasi efektivitas dan efisiensi
dari kebijakan dan peraturan yang ada.
Hasil penelitian ini adalah syarat penerapan asas dominus litis terhadap
penyelesaian perkara penyalahgunaan narkotika berdasarkan Putusan Nomor
395/Pid.Sus/2021/PN.Blt sudah memenuhi semua persyaratan yang tertera dalam
Pedoman Nomor 18 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Penanganan Perkara
Penyalahguna Narkotika Melalui Rehabilitasi dengan Pendekatan Restoratif Sebagai
Pelaksana Asas Dominus Litis. Namun dalam penerapanya terdakwa dihukum penjara
1 tahun 6 bulan dan tidak mendapat perawatan rehabilitasi karena adanya hambatan
yaitu tidak terpenuhinya syarat syarat dalam Pasal 55 ayat 2 UU Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika. Sehingga penerapan hukuman rehabilitasi tidak bisa
diterapkan